Tentang Saya

Foto saya
Saya adalah orang yang tidak membedakan kelas atau tingkatan hidup, bergaul dengan siapa saja- namun lebih merasa nyaman berada di sekitar orang biasa (Tiyang Alit/Wong Cilik)

Ingin Penghasilan Tambahan Dollar/Rupiah? Daftar Gratis, Jadilah Pengikut Iklan ini Starklik




Do you want Earn money online, please click banner below for free (GRATIS) TRULLY:

readbud - get paid to read and rate articles

Pengikut

Mohon Isi Buku Tamu


ShoutMix chat widget

Minggu, 21 Juni 2009

Amang Rahman Jubair [Kakak Ibuku]



Lahir :Ampel, Surabaya, Jawa Timur, 21 Nopember 1931

Kegiatan lainnya :Pengasuh Yayasan Pendidikan Kesenian Surabaya(sejak tahun 1967),
Mendirikan Akademi Seni Rupa Surabaya (AKESERA), Sekretaris Dewan Kesenian Surabaya (1971), Ketua Dewan Kesenian Surabaya (1984)
Wafat di Surabaya Senin, 15 Januari 2001.

Amang Rahman lahir dari pasangan seorang keturunan Arab dan ibunya berasal dari daerah Jambi Kemantren, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Sebagai putra ke empat dari 13 bersaudara dalam lingkungan keluarga yang taat beragama, Amang pada masa kecilnya mendapat pengaruh kuat kebudayaan Islam di Jawa yang diperoleh dari cerita maupun petuah dari kakek neneknya, keluarga, masyarakat, lingkungannya maupun kawan sebaya sepermainannya. Pengaruh ini berlanjut terus hingga usia remaja. Dia sangat akrab dengan Al Quran, berbagai surau, mesjid bahkan gemar pula mengunjungi berbagai makam. Karena tertarik untuk berziarah atau menyaksikan nisan antik yang bertuliskan huruf Arab maupun huruf Jawa yang pada saat itu dianggap menarik dan unik.

Memasuki usia dewasa pengalaman hidup Amang terus berkembang serta bertambah. Dia menyenangi juga berbagai kesenian yang hidup dan tumbuh di Jawa dan Madura seperti : wayang kulit, ludruk, berbagai ragam tari, musik maupun berbagai cerita rakyat setempat, termasuk pantun parikan serta syair daerah baik dalam bentuk penyampaian lisan maupun tulisan.

Sejalan dengan usahanya memperdalam bidang seni rupa, Amang pun terus menekuni serta mengembangkan wawasannya dibidang kesenian lainnya. Antara lain dengan membaca di perpustakaan, berdiskusi dengan rekan seniman lainnya, dari Surabaya maupun dari kota lainnya di Indonesia, seniman tradisional maupun modern. Kecintaannya dalam dunia kesenian telah dibuktikan olehnya dalam bentuk puisi, penulisan kritik sastra serta karya lukisannya.

Latar belakang yang diawali sejak masa kecil maupun pengalaman religi serta berbagai pengalaman hidupnya sehari-hari telah membangun secara bertahap dan terus memperkaya wawasan Amang Rahman dalam karya lukisannya. Penjelajahan dan pengembaraan ruang kehidupan manusia baik jasmani maupun rohani membentuk alam kesadaran Amang yang dimanifestasikan pada penguasaan ruang kanvas lukisan-lukisannya.

Jejak ini dapat disaksikan pada setiap lukisan Amang, terutama didalam meletakkan obyek serta komposisinya yang esensial yaitu : alur horizontal, vertikal dan diagonal. Pilihan obyek utamanya sederhana. Sosok manusia, paling sedikit 2 dan paling banyak 9 figur dalam pola bentuk dan posisinya dilakukan pengulangan.
Penampilan unsur warna pada setiap lukisan Amang didominasi oleh pilihan warna biru, hijau, kuning dan hitam dengan nuansa dari keempat warna pilihannya itu. Berlanjut pada efek warna yang menyiratkan cahaya merupakan esensi dari keutuhan tema sentral. Pada penggunaan unsur garis, hampir setiap lukisan Amang bersifat efisien berupa kontur yang fungsional malah pada kebanyakan karyanya penampilan unsur garis sebagai maksud bayangan dibangun dengan batas pertemuan kontras warna yang berbeda.

Menurut pengakuannya, Amang lebih puas menggunakan jari-jarinya termasuk telapak atau punggung tangannya sebagai pengganti kuas dan pisau pallet untuk melukis, kadang-kadang menggunakan kain serbet untuk menghapus atau mencampur warna langsung keatas kanvas. Hasil produk kerja seperti itu, menjadikan wajah kanvas tidak kasar, perubahan nuansa warna menjadi halus dan bentuk obyeknya menjadi datar seperti halnya lukisan yang dekoratif dua dimensional.

Karya lukisan Amang Rahman didasari oleh keluasan wawasan, aneka ragam pengalaman hidup lahir bathin serta perenungan selaku insan yang beriman Islam telah melahirkan sikap hidup yang bersahaja, arif dan bijaksana dalam menghadapi dan mengatasi kehidupan di dunia fana ini. Beberapa unsur seperti keyakinan terhadap diri sendiri, pengalaman beragama yang kian mempertebal iman Islam, memahami hakekat hidup serta menghayati secara total dalam berkesenian telah diraih dan direfleksikan pada sebagian lukisan Amang Rahman Jubair, khususnya pada karyanya yang non-kaligrafis.

Catatan :
Om Amang Rahman Jubair adalah kakak dari ibuku [Rosyidah Awad Jubair]
Sumber Data :http://www.tamanismailmarzuki.com/tokoh/amang.html

Sabtu, 13 Juni 2009

Sejarah Keluarga

Keberadaan suku Arab-Indonesia sebagai Warga Negara Indonesia merupakan anak keturunan dari perkawinan campuran antara etnis Arab dan etnis pribumi Indonesia.

Kedatangan leluhur suku Arab-Indonesia dari Hadramaut ke Indonesia diperkirakan terjadi sejak abad pertengahan (abad ke-13), dan hampir semuanya adalah pria.

Tujuan awal kedatangan mereka adalah untuk berdagang sekaligus berdakwah, dan kemudian berangsur-angsur mulai menetap dan berkeluarga dengan masyarakat setempat.
Dari perkawinan campuran tersebut melahirkan keturunan arab-Indonesia yang jumlahnya semakin banyak dan sampai hari ini tercatat memiliki pengaruh signifikan dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan maupun peran serta dalam pembangunan nasional.

Pada mulanya mereka umumnya tinggal di perkampungan Arab yang tersebar di berbagai kota di Indonesia -- misalnya di Jakarta (Pekojan), Bogor (Empang), Surakarta (Pasar Kliwon), Surabaya (Ampel), Gresik (Gapura), Malang (Jagalan), Cirebon (Kauman), Mojokerto (Kauman), Yogyakarta (Kauman) dan Probolinggo (Diponegoro) -- serta masih banyak lagi yang tersebar di kota-kota seperti Palembang, Banda Aceh, Sigli, Medan, Banjarmasin, Makasar, Gorontalo, Ambon, Mataram, Kupang, Papua dan bahkan di Timor Timur.

Berdasarkan informasi dari almarhum ayah dan pelajaran di sekolah-sekolah dikatakan bahwa pada jaman pendudukan Belanda, kaum keturunan arab di Indonesia dianggap sebagai bangsaTimur Asing bersama dengan suku Tionghoa-Indonesia dan suku India-Indonesia, tapi seperti kaum etnis Tionghoa dan India, tidaklah sedikit yang berjuang membantu kemerdekaan Indonesia.


Selain di Indonesia, warga Hadramaut ini juga banyak terdapat di Oman, India, Pakistan, Filipina Selatan, Malaysia, dan Singapura.
Dari penelusuran di internet keluarga syamlan selain di Yaman dan Indonesia, juga tersebar di negara-negara lainnya seperti Saudi Arabia, Afrika dan Malaysia.
Saat ini diperkirakan jumlah keturunan Arab Hadramaut di Indonesia lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah mereka yang ada di tempat leluhurnya sendiri.
Bahkan sejumlah marga yang di Hadramaut sendiri sudah punah, tetapi di Indonesia jumlahnya masih cukup banyak.

Menurut cerita dari almarhum ayah dan keluarga lainnya, leluhur keluarga syamlan di Madura masih ada hubungannya dengan keluarga syamlan dari Afrika dan Malaysia (Pulau Penang), tapi sampai hari ini belum ada keluarga yang menelusuri informasi ini lebih lanjut karena keterbatasan informasi.
Ada informasi dari Sahabat
Nabiel A.Karim Hayaze', BIN SYAMLAN شملان merupakan Fam Pecahan dari keluarga At Tamimi dari Bani Dzinnah, kediaman aslinya ada di daerah Nwahi Seyoun di Wadi Hadramaut. Dan yang paling terkenal dari keluarga ini adalah Faishol Bin Syamlan. Mentri Perminyakan terdahulu dan juga anggota DPR Yaman. (Ma'jam Buldan wal Qaba'iel Yamaniyah).

Rabu, 03 Juni 2009

Salam Perkenalan

Assalaamu'alaikum Wr Wb

Blog ini saya buat sebagai tetenger/tanda bahwa asal usul keluarga besarku berasal dari Hadhramaut-Yaman.
Keturunan Hadramaut di Indonesia terbagi 2 Golongan Besar yaitu :
  1. Golongan Alawi/Alawiy/Alawiyyin/Sayyidi yang merupakan keturunan Rasul SAW dari jalur Husain bin Ali yang dikenal di Indonesia dengan sebutan Habaib/Habib/Sayyid.
  2. Golongan Qabili/Qabayl/Qabail yaitu golongan di luar kaum Sayyid.

Di Indonesia, organisasi golongan alawiyyin antara lain Jamiat Al Kheir dan Al Khairaat. Sedangkan golongan Qabail umumnya tergabung dalam organisasi Al Irsyad, sehingga para Qabail biasa pula disebut sebagai kaum Irsyadi.
Meskipun ada dua kelompok besar tersebut, bagi saya tidak ada yang perlu dipersoalkan karena dalam Islam semuanya pada hakekatnya adalah bersaudara dan yang membedakannya hanya kadar taqwanya.

Beberapa nama marga yang termasuk dalam golongan Alawiyyin antara lain : Al-attas, Alaydrus, Al Habsyi, Albar,Alqadrie, Assegaff, Al Haddad,Al Masyhur, Shahab, Al Hinduan, Al Hadar, Al Hamid dan Al Jufri.

Sedangkan nama marga dari golongan Qabail, antara lain : Afiff, AlBathathi, Alkatiri, Attamimi, Ba'asyir, Badjuber, Bafadhal, Bahasuan, Baswedan, Baridwan, Jubeir, Martak, Nahdi, Sungkar, Syamlan, dan Thalib.
Nama-nama marga lainnya dapat dilihat dalam artikel http://id.wikipedia.org/wiki/Arab-Indonesia
Demikian salam pembuka dari saya.
Semoga keberlanjutan blog ini tetap terjaga.
Amiin Yaa Robbal Alamiin
Wassalaamu'alaikum Wr. Wb.

Mari Buat Jaringan Blogger/Website disini

Page Rank

Powered by  MyPagerank.Net

Daftar Isi


 

Design by Amanda @ Blogger Buster