Keberadaan suku Arab-Indonesia sebagai Warga Negara Indonesia merupakan anak keturunan dari perkawinan campuran antara etnis Arab dan etnis pribumi Indonesia.
Kedatangan leluhur suku Arab-Indonesia dari Hadramaut ke Indonesia diperkirakan terjadi sejak abad pertengahan (abad ke-13), dan hampir semuanya adalah pria.
Tujuan awal kedatangan mereka adalah untuk berdagang sekaligus berdakwah, dan kemudian berangsur-angsur mulai menetap dan berkeluarga dengan masyarakat setempat.
Dari perkawinan campuran tersebut melahirkan keturunan arab-Indonesia yang jumlahnya semakin banyak dan sampai hari ini tercatat memiliki pengaruh signifikan dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan maupun peran serta dalam pembangunan nasional.
Pada mulanya mereka umumnya tinggal di perkampungan Arab yang tersebar di berbagai kota di Indonesia -- misalnya di Jakarta (Pekojan), Bogor (Empang), Surakarta (Pasar Kliwon), Surabaya (Ampel), Gresik (Gapura), Malang (Jagalan), Cirebon (Kauman), Mojokerto (Kauman), Yogyakarta (Kauman) dan Probolinggo (Diponegoro) -- serta masih banyak lagi yang tersebar di kota-kota seperti Palembang, Banda Aceh, Sigli, Medan, Banjarmasin, Makasar, Gorontalo, Ambon, Mataram, Kupang, Papua dan bahkan di Timor Timur.
Berdasarkan informasi dari almarhum ayah dan pelajaran di sekolah-sekolah dikatakan bahwa pada jaman pendudukan Belanda, kaum keturunan arab di Indonesia dianggap sebagai bangsaTimur Asing bersama dengan suku Tionghoa-Indonesia dan suku India-Indonesia, tapi seperti kaum etnis Tionghoa dan India, tidaklah sedikit yang berjuang membantu kemerdekaan Indonesia.
Dari perkawinan campuran tersebut melahirkan keturunan arab-Indonesia yang jumlahnya semakin banyak dan sampai hari ini tercatat memiliki pengaruh signifikan dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan maupun peran serta dalam pembangunan nasional.
Pada mulanya mereka umumnya tinggal di perkampungan Arab yang tersebar di berbagai kota di Indonesia -- misalnya di Jakarta (Pekojan), Bogor (Empang), Surakarta (Pasar Kliwon), Surabaya (Ampel), Gresik (Gapura), Malang (Jagalan), Cirebon (Kauman), Mojokerto (Kauman), Yogyakarta (Kauman) dan Probolinggo (Diponegoro) -- serta masih banyak lagi yang tersebar di kota-kota seperti Palembang, Banda Aceh, Sigli, Medan, Banjarmasin, Makasar, Gorontalo, Ambon, Mataram, Kupang, Papua dan bahkan di Timor Timur.
Berdasarkan informasi dari almarhum ayah dan pelajaran di sekolah-sekolah dikatakan bahwa pada jaman pendudukan Belanda, kaum keturunan arab di Indonesia dianggap sebagai bangsaTimur Asing bersama dengan suku Tionghoa-Indonesia dan suku India-Indonesia, tapi seperti kaum etnis Tionghoa dan India, tidaklah sedikit yang berjuang membantu kemerdekaan Indonesia.
Selain di Indonesia, warga Hadramaut ini juga banyak terdapat di Oman, India, Pakistan, Filipina Selatan, Malaysia, dan Singapura.
Dari penelusuran di internet keluarga syamlan selain di Yaman dan Indonesia, juga tersebar di negara-negara lainnya seperti Saudi Arabia, Afrika dan Malaysia.
Saat ini diperkirakan jumlah keturunan Arab Hadramaut di Indonesia lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah mereka yang ada di tempat leluhurnya sendiri.
Bahkan sejumlah marga yang di Hadramaut sendiri sudah punah, tetapi di Indonesia jumlahnya masih cukup banyak.
Menurut cerita dari almarhum ayah dan keluarga lainnya, leluhur keluarga syamlan di Madura masih ada hubungannya dengan keluarga syamlan dari Afrika dan Malaysia (Pulau Penang), tapi sampai hari ini belum ada keluarga yang menelusuri informasi ini lebih lanjut karena keterbatasan informasi.
Ada informasi dari Sahabat Nabiel A.Karim Hayaze', BIN SYAMLAN شملان merupakan Fam Pecahan dari keluarga At Tamimi dari Bani Dzinnah, kediaman aslinya ada di daerah Nwahi Seyoun di Wadi Hadramaut. Dan yang paling terkenal dari keluarga ini adalah Faishol Bin Syamlan. Mentri Perminyakan terdahulu dan juga anggota DPR Yaman. (Ma'jam Buldan wal Qaba'iel Yamaniyah).
Bahkan sejumlah marga yang di Hadramaut sendiri sudah punah, tetapi di Indonesia jumlahnya masih cukup banyak.
Menurut cerita dari almarhum ayah dan keluarga lainnya, leluhur keluarga syamlan di Madura masih ada hubungannya dengan keluarga syamlan dari Afrika dan Malaysia (Pulau Penang), tapi sampai hari ini belum ada keluarga yang menelusuri informasi ini lebih lanjut karena keterbatasan informasi.
Ada informasi dari Sahabat Nabiel A.Karim Hayaze', BIN SYAMLAN شملان merupakan Fam Pecahan dari keluarga At Tamimi dari Bani Dzinnah, kediaman aslinya ada di daerah Nwahi Seyoun di Wadi Hadramaut. Dan yang paling terkenal dari keluarga ini adalah Faishol Bin Syamlan. Mentri Perminyakan terdahulu dan juga anggota DPR Yaman. (Ma'jam Buldan wal Qaba'iel Yamaniyah).
0 komentar:
Posting Komentar